Assalamualaikum
Di awal tahun
hijriyah, Nabi Muhammad mendirikan
se- buah masjid sebagai tempat melaksanakan ritual dan kegiatan sosial. Di
masjid ini Nabi memulai karir
lengkapnya sebagai kepala agama dan kepala pemerintahan. Di masjid ini pula Nabi mengajarkan praktek sosial yang tidak bertentangan dengan aja- ran Tuhan yang mana hak, dia memimpin umat
Islam dan umat lainnya. Perbedaan agama bukan merupakan
sesuatu yang harus dihilangkan. Mereka rukun berdasarkan kepercayaan dan keag- amaan masing-masing, bagi kamu agamamu
dan bagi kami aga-
maku, mereka hidup berdampingan. Meskipun
terkadang terjadi konflik diakibatkan oleh kaum Yahudi yang suka mengadu
dom- ba dan menghianati perjanjian yang sudah disepakati, namun konflik
yang terjadi di Madinah relatif lebih kecil dibandingkan konflik-konflik yang
tumbuh di Makkah.
Menurut ahli
sejarah, kurang lebih dalam jangka waktu dua tahun di awal kehijrahannya, ia
mencetuskan sebuah piag- am yang mengatur hubungan komunitas-komunitas yang ada
di Madinah. Piagam tersebut biasanya dikenal piagam Madinah. Piagam ini merupakan konstitusi dari sebuah dasar
negara Islam
pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. (Montgom- ery Watt, 1961: 95-96.)
Dokumen politik
Islam itu mengatur
tentang kondisi sosial ekonomi, serta kehidupan militer
dan keagamaan bagi segenap penduduk Madinah, baik muslim ataupun bukan. Misalnya da- lam bidang
perekonomian, Nabi menganjurkan
kepada orang kaya untuk membayar utang orang miskin. Dalam kehidupan sosial, Nabi menyuruh untuk memelihara kehormatan
keluarga dan tetangga, jaminan keselamatan jiwa dan harta bagi segenap
penduduk. Bagi bidang agama Nabi membebaskan
beragama sesuai dengan kepercayaan dan keimanannya masing-masing. Juga
pelaksanaan hukum tidak pandang bulu, pengadilan akan menghukum siapa
saja yang bersalah. Karena itu menurut
Philip
K.
Hitti, fungsi Nabi ini di Madinah
adalah sebagai hakim,
pemi- mpin agama, pemberi kebijakan, dan panglima tertinggi. Philip K.
Hitti, 1970:113.
Comments
Post a Comment