Generasi Khalaf al-Asy’ariyah dan Maturidiyah


Review 1
Nama : Ulil Albab (16030444)
Pendidikan Bahasa Arab
Generasi Khalaf al-Asy’ariyah dan Maturidiyah

            Kata Khalaf biasanya digunakan untuk merujuk para ulama yang lahir setelah abad 3 H, dengan karakteristik yang bertolak belakang dengan apa yang dimiliki salaf. Istilah ahli sunnah wal jama’ah muncul sebagai reaksi adanya aliran Mu’tazilah yang terlalu mengagungkan akal sebagai patokan utama pokok ajaran mereka. Bahkan, pada masa pemerintahan al-Ma’mun dan dua khalifah selanjutnya, aliran Mu’tazilah dijadikan mazhab wajib bagi seluruh warga negara. Adanya pemaksaan yang menggunakan kekerasan dalam peraturan pemerintahan Abbasiyah pada saat itu, yang mewajibkan rakyatnya menganut mazhab aliran Mu’tazilah menimbulkan pro dan kontra. Aliran ahli sunah wal jama’ah sebagai reaksi adanya aliran Mu’tazilah yang terlalu rasionil mulai di koar-koarkan oleh dua tokoh yang terkenal. Meraka adalah Abu Hasan al-Asy’ari dari Basrah dan Abu Manshur al-Maturidi dari Samarkand.
            Timbulnya aliran Ahlusunnah muncul atas keberanian dan usaha Abu al-Hasan al-Asy’ari sekitar tahun 300 H, meski ia sendiri pada mulanya adalah seorang Mu’tazillah. Mu’tazillah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofif dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum Kwarij dan Murjiah. Aliran al-Maturidiyah adalah sebuah aliran yang tidak jauh berbeda dengan aliran al-Asy’ariyah. Keduanya lahir sebagai bentuk pembelaan terhadap sunnah. Aliran al-Asy’ariyah berkembang di Basrah maka aliran al-Maturidiyah berkembang di Samargand. Al-Asy’ari ialah Abu Hasan Ali bin Isma’il bin Abu Basyar Ishaq bin Salim Bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa al-Asy’ari. Lahir di Basrah pada 260 H/873 M. Ketika berusia 40 tahun lebih, ia berhijrah ke kota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324 H/935 M ketika usia 64 tahun (enam puluh empat tahun). Menurut suatu riwayat, ketika ia berumur 40 tahun, ia mengasingkan dirinya dirumahnya selama 15 hari. Setelah itu ia pergi ke masjid besar Basrah dan melontarkan kata-kata bahwa saya tidak mengikuti paham aliran Mu’tazillah dan saya harus menunjukan keburukan-keburukan dan kelemahan. Dengan demikian kaum Mu’tazillah, merupakan golongan minoritas, yaitu golongan yang tidak kuat berpegangan pada sunnah. Bagaimanapun yang dimaksut dengan ahli sunnah dan jama’ah di dalam lapangan teologi Islam adalah kaum Asy’ariyah dan kaum Maturidi. Tetapi oleh sebab-sebab yang tidak begitu jelas. Al-Asy’ari sungguhpun telah puluhan tahun menganut paham Mu’tazillah. Dan ahirnya meninggalkan ajaran Mu’tazillah. Menurut al-Subki dan Ibnu ‘Asakir, penyebab al-Asy’ari berpindah haluan setelah puluhan tahun menganut paham Mu’tazilah menjadi menganut paham Ahli sunnah wal jama’ah, ialah bahwa pada suatu malam al-Asy’ari bermimpi, dalam mimpi itu Nabi Muhammad SAW. mengatakan kepadanya bahwa mazhab Ahli Haditslah yang benar, dan mazhab Mu’tazilah salah. Di sini timbul persoalan apa sebenarnya  yang menimbulkan perasaan ragu dalam diri al-Asy’ari yang kemudian mendorongnya untuk meninggalkan faham Mu’tazilah yang telah sekian puluh tahun dianutnya. Berbagai tafsiran diberikan untuk menjelaskan hal ini. menurut Ahmad mahmud Subhi hal ini timbul karena al-Asy’ari menganut mazhab Syafi’i. Al-Syafi’i mempunyai pendapat teologi yang berlainan dengan ajaran-ajaran Mu’tazilah, umpamanya al-Syafi’i berpendapat bahwa Al-Qur’an itu bersifat qadim dan bahwa Allah dapat dilihat di akhirat nanti.
Review 2
Qodariyah dan Jabariyah
Qodariyah merupakan aliran yang tidak mempercayai akan adanya Qodo’ dan Qodar. Menurut paham qodariyah manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatanya. Dengan demikia nama Qodariyah berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar atau kadar Tuahan. Oleh karena itu, ketika paham qodariyah dibawah ke dalam kalangan mereka oleh orang-orang Islam yang bukan berasal dari Arab padang pasir, hal itu menimbulkan kegoncangan dalam pemikiran mereka. Paham qodariyah mereka menganggap bertentangn dengan ajaran Islam. Jabariyah merupakan aliran yang akan adanya qodo’ dan qodar yaitu yang mempercayai takdir. Oleh karena itu, manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatanya. Manusia dalam paham ini terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Jadi nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Perbuatan-perbuatan manusia telah di tentukan dari semula oleh qada’ dan qodar Tuhan.   Sekiranya manusia menciptaka perbuatan-perbuatannya sendiri dengan kemampuan yang dimilkinya berdasarkan kemauanya sendiri, tentulah perbuatan-perbuatan itu bukan dengan kehendak Allah dan kekuasaanya. Karena mustahil berpautan dua kehendak dengan satu perbuatan dan menjadikan kekuasaan Allah terbatas. Dan Allah mempunyai sekutu dalam perbuatannuya. Hal ini tidak sesuai dengan kebesaran Allah swt. Padahal kesemurnanya adalah mutlak. Jika dianggap manusia adalah pelaku yang mempunyai daya pilih apa yang disukai, tentulah ilmunya meliputi segala perincian apa yang dibuatnya, Allha berfirman QS al-Mulk 67:14. Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui yang kamu lahirkan atau rahasiakan. Maka kalau manusia menciptakan segala perbuatanya dengan ihtiarnya, tentulah dia mengetahui perincian dari perbuatan-perbuatan itu, dia mengetahui apabiala dia melangkah apa yang akan terjadi dari langkahnya itu. Dan dia mengetahui mengapa kakinya bergerak? Dan seterusnya. Akan tetapi, manusia tidak mengetahui perincian itu. Kalau demikian, tidaklah manusia dikatakan mukhtar dalam perbuatanya. Segala perbuatanya hanya dinisbatkan atau disandarkan kepada yang melaksankanya bukan kepada yang menciptakanya. Sesungguhnya Allah menciptakan warna-warna itu. Aturan-aturan itu berada di atas pengertian kita dan Allah tidak ditanyakn tentang perbuatanya.

Pesan dan Kesan

            Salam hormat saya untuk Pak Ali Usman, yang baik. Sebenarnya bagi saya semua dosen yang mengajar sama saja harus dihormati walau pun pertama kali saya melihat bapak yang bersikap tegas membuat saya tidaknyaman. Akan tetapi, saya tahu bapak bersikap seperti itu untuk kemajuan dan nilai positif bagi saya agar terbiasa nantinya dalam dunia kerja. Ternyata sudah 2 semester ya kami di ajar sama bapak dosen yang paling-paling, kenapa paling ya?... ya karena bapak, paling disiplin, paling konsisten, dosen yang paling menarik dan juga sangat asik.. dosen yang paling kejam kalau memberi tugas tapi sangat mendidik banget lho pak heee..., dan dosen yang paling gimana ya... pokonya bapak orang sangat asiik dan menyenangkan dehh... buat saya pribadi, bapak asik-asik saja kalau mengajar jadi enggak ada yang perlu dikomentari. Soalnya saya merasa nyambung-nyambung aja kalau belajar Ilmu Kalam. Bapak orangnya sangat serius, santai dan juga Humoris. Jarang banget kami mendapatkan dosen seperti bapak.
Ada satu hal yang membuat saya kagum dan hormat sama bapak, meskipun bapak sudah bergelar, tetapi bapak sangat rendah hati dan tidak sedikitpun terlihat sombong. Yaallah berikanlah dosenku ini umur yang berkah agar beliau mampu mendidik kami menjadi hambamu yang kuat dan cerdas. Aminn maaf pak ini bukan memuji tetapi itulah kesan yang saya rasakan selama belajar bersama bapak. Saya yakin teman-teman saya juga merasakan hal yang sama seperti saya yang ku rasakan. Padahal kami tahu bapak sangat lelah, tetapi karena tanggung jawab yang besar, bapak juga selalu masuk mengajar kami. Terimakasih ya bapak Dosen ku. Terimakasih banyak atas pengertianya dan ilmu yang bapak berikan sungguh telah dapat menjadikan diri saya lebih dewasa dalam berfikir.
Bapakku, Pesan saya terus lakukan penyebaran tugas kepada bawahan kepada adik-adikku jika itu memang sangat baik untuk mahasiswa sebagai calon pemimpin untuk masa depan ya Pak...Sukses terus ya bapakku, terus kalau udah sukses, ingat-ingat saya ya Pak heheheh... Mohon maaf ya pak, jika ada bahasaku yang kurang berkenan, dihati bapak saya minta maaf yang sebesar-besarnya. semoga amal bapak diterima oleh Allah Swt. Aminn... Syukron Ustad...Assalamualaikum Wr. Wb...

Comments